Aceh - Sebanyak 33.110 jiwa warga korban banjir di Kabupaten Aceh Utara masih menetap di sejumlah titik pengungsian.
Warga belum bisa pulang ke rumah masing-masing karena air masih menggenangi pemukiman warga dan khawatir akan datangnya banjir susulan.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, T Nadirsyah, menjelaskan, 33.110 jiwa pengungsi tersebar di 88 titik pengungsian yang terdapat di 15 kecamatan.
Dari puluhan ribu pengungsi yang tersebar di 88 titik tersebut, sebanyak 34 titik berada di Kecamatan Lhoksukon sebagai wilayah yang paling parah diterjang banjir.
Sementara sebanyak 13 titik tersebar di Kecamatan Matangkuli, 10 titik terdapat di Kecamata Pirak Timu, mereka mengungsi di berbagai tempat yaitu di tenda-tenda, meunasah (musala) dan tempat lainnya.
“Para pengungsi juga sudah menerima logistik dengan lancar. Baik dari pemerintah maupun pihak lainnya. Logistik sangat lancar tersalurkan untuk pengungsi,” ujar Kabag Humas Pemkab Aceh Utara.
Logistik juga datang dari Dinas Sosial Provinsi Aceh, dan bantuan tersebut juga telah diterima oleh semua pengungsi yang disalurkan oleh Dinas Sosial Kabupaten Aceh Utara.
Ia menjelaskan, pascabanjir yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah obat-obatan karena banyak warga yang mengalami berbagai penyakit seperti kutu air dan lainnya.
“Kita harapkan pemerintah provinsi dapat mengirim tambahan obat-obatan untuk pengungsi,” ujarnya.
Ditambahkan, akibat banjir, sampai sekarang aktivitas perkantoran di Ibukota Kabupaten Aceh Utara, Lhoksukon belum berfungsi karena air masih tergenang dan belasan sekolah masih libur.
Banjir besar melanda Kabupaten Aceh Utara sampai mencakup 23 kecamatan akibat hujan deras di hulu dan di Kabupaten Aceh Utara, sehingga meluapnya Krueng Keureto Lhoksukon dan beberapa sungai di kabupaten tersebut.
Bupati Aceh Utara juga telah menetapkan status tanggap darurat banjir sejak 2 Desember 2017 dan status ini akan berlaku hingga 15 Desember 2017.
Sumber:Hariananalisadaily.com