Jakarta - Juru bicara Istana Kepresidenan Johan Budi Sapto Pribowo mengatakan, soal perpu ormas menjadi salah satu isi pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang menemuinya di Istana Kepresidenan , Jumat, 27 Oktober 2017.
"Salah satunya adalah tentang Perppu Ormas yang baru saja disahkan Dewan Perwakilan Rakyat menjadi UU Ormas," ujar Johan di Istana Kepresidenan, Jumat, 27 Oktober 2017.
Johan mengatakan SBY memberikan sejumlah masukan kepada Presiden Jokowi terkait Perppu Ormas yang sudah disahkan menjadi UU Ormas.
Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, SBY memperingatkan kepada pemerintah untuk segera merevisi Undang-Undang tentang Organisasi Kemasyarakatan.
SBY berujar partainya memutuskan untuk menyetujui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan menjadi undang-undang lantaran pemerintah berjanji akan memperbaikinya. Bila tidak segera direvisi, SBY akan mengeluarkan petisi tidak percaya kepada Presiden Jokowi.
"Petisi ini isinya tidak lagi percaya pada pemerintah karena sudah ingkar janji," kata SBY dalam pernyataan resminya di akun YouTube Demokrat TV, dikutip Jumat, 27 Oktober 2017.
Menurut SBY pihaknya tidak bisa lagi mempercayai pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kalau mereka ingkar janji soal UU Ormas ini. SBY mengingatkan ingkar janji ini bisa dikategorikan perbuatan tercela.
"Menurut undang-undang dasar, kalau pemimpin melakukan perbuatan tercela sanksinya berat sekali," kata dia.
SBY tiba di Istana sekitar pukul 14.00. Ia tampak datang sendiri, tidak ditemani anaknya maupun politikus Partai Demokrat
Adapun SBY dijamu Presiden Joko Widodo di beranda Istana Merdeka yang biasa digunakan Presiden Joko Widodo untuk menjamu tamu-tamu penting.
Di sana, Presiden Joko Widodo maupun SBY yang hadir mengenakan batik lengan panjang cokelat berbincang-bincang sembari menikmati teh dan camilan.
Adapun hal di luar Perpu Ormas yang dibahas adalah situasi politik Indonesia saat ini dan masalah masalah kebangsaan lainnya.
Namun, Johan mengatakan tak tahu detil pembahasannya seperti apa karena pertemuan tersebut berlangsung empat mata alias hanya SBY dan Jokowi yang tahu detilnya.
"Pak Mensesneg Pratikno pun tidak ikut, ia menunggu di depan tadi," ujarnya melengkapi.
Ditanyai apakah pertemuan tadi terjadi karena dadakan, Johan membantah. Sebaliknya, kata ia, pertemuan itu sudah direncanakan satu bulan sebelumnya dan baru terlaksana sekarang karena faktor kesibukan keduanya.
Sumber:Tempo.co.