Demi Uji Coba 1 Produk Kosmetik, 3.000 Hewan Dikorbankan
Jakarta - Saat ini sudah lebih dari 80 persen negara di dunia masih melakukan uji coba pada hewan. Terlebih, setiap tahunnya 500 ribu hewan digunakan dalam pengujian kosmetik.
Menggunakan hewan untuk uji coba produk kosmetik hanya akan menimbulkan penderitaan pada hewan tersebut. Bahkan secara tidak langsung dapat mematikan ekosistem pada hewan tersebut.
Menurut Rika Anggraini selaku GM Corporate Communication The Body Shop Indonesia mengatakan bahwa ada alternatif lain untuk menggantikan hewan sebagai media uji coba pembuatan kosmetik. Caranya yakni dengan menggunakan teknologi canggih lewat laboratorium dengan menggunakan sel manusia.
"Alternatif lain untuk menggantikan hewan sebagai uji coba yaitu sekarang ini teknologi sudah canggih. Sehingga pembuatan kosmetik bisa diuji coba lewat laboratorium dengan menggunakan sel-sel tubuh manusia," ujar Rika Anggraini, saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Minggu 3 September 2017 dilansir melalui Viva.co.
Dia menuturkan bahwa untuk mendapatkan satu produk kosmetik membutuhkan sekitar 2.000 – 3.000 ekor hewan yang dikorbankan sebagai bahan percobaan. Ini tentu mengabaikan hak untuk hidup bagi sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Sementara, selain menggunakan teknologi canggih, cara lain menghentikan hewan sebagai uji coba yakni dengan memakai bantuan volunteer atau dengan komputerisasi. Sehingga tidak ada alasan untuk menyakiti hewan.
Terhitung hingga saat ini sudah ada sekitar 500brand kosmetik di seluruh dunia yang sudah tidak memakai binatang sebagai alat percobaan kosmetik mereka. Larangan uji coba hewan dalam industri kosmetik ini sudah di lakukan pada 27 negara Uni Eropa sejak 2009.
"Banyak volunteer yang bisa diuji coba atau menggunakan komputer sehingga harganya jadi tidak terlalu mahal dan tidak ada alasan untuk melakukan uji coba kepada binatang. Sebenarnya penjualan kosmetik yang menggunakan hewan untuk uji coba juga sudah dilarang sejak Maret 2013 dan 500brand sudah tidak memakai binatang sebagai percobaannya," ucap dia. (Viva.co)