Kelompok Pribumi Australia Rayakan Kemenangan atas Perebutan Lahan
Australia - Setelah pergulatan hukum selama 30 tahun, kelompok-kelompok pribumi Semenanjung Cape York, Australia, merayakan dikembalikannya tanah kesukuan seluas lebih dari 160 ribu hektar. Pemerintah negara bagian Queensland mengembalikan tanah itu kepada tiga klan aborigin.
Penolakan pembangunan terminal antariksa komersial pertama pada pertengahan tahun 1980an membuat bangkitnya gerakan hak tanah kesukuan di Semenanjung Cape York. Para pegiat pribumi aborigin mengatakan rencana meluncurkan satelit Amerika menggunakan roket Soviet dari lokasi di Teluk Temple, Australia utara, akan menghancurkan tempat-tempat yang dianggap suci oleh warga aborigin. Para pecinta lingkungan mengatakan rencana itu akan merusak keragaman hayati yang unik di kawasan.
Setelah pergulatan hukum berpuluh tahun, lebih dari 160 ribu hektar tanah telah dikembalikan kepada suku-suku aborigin pemiliknya semula.
Andrew Picone, aktivis Yayasan Pelestarian Australia mengatakan ini adalah pertama kalinya para pegiat aborigin menggabungkan kekuatan dengan para pegiat lingkungan.
"Tahun 1980an ketika pembangunan landas luncur ini pertama diusulkan para pemilik tanah aborigin melancarkan kampanye menolaknya dan mereka menempuh jalur hukum mereka sendiri. Mereka minta dukungan dari gerakan pelestarian lingkungan karena kami juga prihatin mengenai nilai alam dan budaya Cape York, maka terbentuklah aliansi pertama antara kelompok-kelompok aborigin dan gerakan pelestarian alam," jelasnya.
Sekitar sepertiga tanah yang dikembalikan kepada suku-suku aborigin itu akan digunakan sebagai taman nasional terbaru Australia. Taman nasional ini akan dimiliki dan dikelola bersama oleh kelompok-kelompok aborigin dan akan membuka lapangan kerja bidang wisata lingkungan dalam masyarakat yang selama ini angka penganggurannya tercatat tinggi.
Selain manfaat ekonomi, akan ada juga faedah spiritual. Para pemimpin aborigin mengatakan pengembalian tanah itu akan memberi mereka akses dan kontrol penuh atas tempat-tempat yang dianggap suci.
Warga aborigin sangat menghormati tanah, yang mereka anggap sebagai Ibu pencipta yang penuh rahasia dan kearifan.
Menteri negara bagian Queensland Annastacia Palaszczuk mengatakan sehari setelah secara resmi menyerahkan tanah itu kembali kepada kelompok-kelompok aborigin bahwa itu adalah hari bersejarah.
Sekarang ada 28 Taman Nasional yang yang seluruhnya berjumlah seluas lebih dari dua juta hektar yang dimiliki dan dikelola bersama oleh suku-suku aborigin di Semenanjung Cape York.(voaindonesia.com).