Objek Wisata Puncak Gundaling Seolah - olah Tidak Diurus, Sampah Berserakan
Petunjuk7.com - Kondisi kawasan objek wisata Pucak Bukit Gundaling di Berastagi,Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara kini terdapat sampah berserakan berada disisi kaki bukit. Yang seolah - olah tidak diurus.
Selain itu, kotoran tinja dari kuda bersado bertebaran hampir disepanjang jalan yang mengitari lokasi Gundaling. Ditambah aroma kotoran kuda menyengat hidung
Belum lagi aroma kotoran sampah dari kios 'butut' disekeliling pinggir jalan.
Lantas, inikah yang diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten Karo agar para pengunjung ke lokasi wisata Gundaling seakan bisa dijebak dengan kotoran sampah bersama aroma kotoran kuda?
Mengingat retribusi yang dipungut dari setiap individu pengunjung ditetapkan sebesar Rp. 4000,- dan parkir mobil Rp.4000 ,-/mobil sedan.
"Kami melihat sangat banyak pengunjung yang berasal dari luar kota. Mahalnya retribusi parkir mobil tidak diimbangi dengan pelayanan tempat parkir yang luas dan mudah. Kenyataan yang dialami banyak pengunjung, tempat parkir berada disepanjang jalan dekat kaki bukit berkeliling yang mengitari lokasi Gundaling serta sangat sulit mencari tempat parkir serta tidak ada yang mengaturnya. Ternyata retribusi parkir yang Rp4000 itu tidak berserta pelayanan. Apa artinya pemahaman retribusi bagi Pemda tanah Karo?," sebut Amos Simarmata kepada wartawan, Senin (16/11/2020) seraya bertanya.
"Terlihat sekali manajemen Pemerintah Kabupaten Karo maunya duit melulu. Akan tetapi melayani atas retribusi itu tidak ada sama sekali," ucap Amos Simarmata.
Amos Simarmata mengatakan, cara pembayaran retribusi, dinilai seperti bergaya preman kota di terminal. Sebab katanya, ada beberapa orang yang tidak berseragam dinas PNS (Pegawai Negeri Sipil) memungut retribusi disisi jalan tertentu arah masuk lokasi dengan cara melihat dan menaksir jumlah orang didalam mobil.
"Tidak perduli anak - anak disamaratakan saja tanpa tanya dan sapa. Hanya mengatakan total pembayaran saja, lalu menyodorkan beberapa kacis berwarna biru muda dengan kualitas foto copy tertera sebesar Rp. 4000. Selanjutnya sepanjang 800 meter pada jalan mendekati lokasi Gundaling, ada lagi beberapa orang yang tidak berseragam dinas menempelkan ke kaca spion mobil tanda berwarna lalu mereka meminta retribusi parkir sebesar Rp. 4000 ,-/mobil untuk uang parkir. Hal ini kembali mencitrakan cara preman terminal," nilai Amos Simarmata.
"Kami sekeluarga tertawa bersama guyon sinis yang konyol melihat cara masuk ke lokasi wisata Gundaling. Melihat kualitas cetak retribusi wisata Gundaling, bisa terjadi penggandaan serta manipulasi jumlah karcis yang dilakukan para oknum Pemda Tanah Karo bersama para preman dan tidak akan masuk sebagai PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Tanah Karo. Untung saja, kami tidak melihat adanya wisatawan manca negara. Yang ada hanya wisatawan domestik saja ketika itu. Walaupun ada pencanangan 'Jum'at bersih"' oleh Bupati Karo, akan tetapi diabaikan oleh seluruh masyarakat Karo serta Pemdanya. Program pembangunan yang dipilah dalam delapan misi pembangunan juga tidak berjalan oleh Pemda Kabupaten Karo. Dari poling kebersihan Tanah Karo tercatat sebanyak 63 persen menyatakan Kabupaten Karo sangat kotor. Sebenarnya, betapa malunya kita semua jika ada wisatawan asing masuk lalu mereka melakukan penilaian. Maka kita semua di republik ini terkena citra buruk atas penilaian itu," tutur Amos Simarmata.
Amos Simarmata menyebutkan, potensi wisata Bukit Gundaling sebenarnya sangat besar dan sangat bisa mendatangkan manfaat serta berkah untuk pendapatan daerah.
"Pendapatan daerah itu bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Tanah Karo. Bukit Gundaling tidak jauh dari objek wisata Brastagi jaraknya hanya ±3 Km saja. Kalau kita dari kota Medan ke tujuan Gundaling akan berjarak sepanjang ± 66 Km. Ketinggian Bukit Gundaling ada ± 1.575 m dari permukaan laut. Suasana udaranya sangat dingin dan segar dengan citra pandang yang sangat eksotis indahnya kita bisa melihat hamparan panorama dataran bersawah nan hijau serta pepohonan yang indah kebawahnya serta dihiasi bukit dan gunung dari kejauhan dilatarbelakangi dengan langit yang membiru laut yang sangat menawan dipandang mata. Sebenarnya potensi ini harus disyukuri, dijaga dan diperlihara serta ditingkatkan nilai tambah keindahannya oleh Pemda Kabupaten Karo," sebut Amos Simarmata.
Amos Simarmata menambahkan, seumpamanya di Bukit Gundaling ada lokasi khusus hortikultura bagi para petani buah - sayuran untuk menjual segala hasil pertaniannya (buah-buahan dan sayuran organik) dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar buah dikota Medan.
"Sehingga ada kepastian bagi setiap pengunjung (brand image) bahwa membeli buah tangan di Gundaling pasti harganya murah, bersih dan masih sangat segar,'" ucap Amos Simarmata.
"Disepanjang jalan yang mengitari Gundaling dibuatkan jalan untuk pejalan kaki (pedestrian) serta pada posisi adanya jurang yang dalam dibuatkan konstruksi pagar besi agar pengunjung aman. Lalu dibuatlah aturan sanksi denda yang tegas bagi setiap pengunjung yang membuang sampah sembarangan." Tutup Amos Simarmata. (KS).