Ketua Pembina Gempita: "Kalau Bung Karno Masih Hidup, Trump Bisa Digorok"
Jakarta - Indonesia memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Palestina. Bahkan sejak zaman pra kemerdekaan.
Bersama Mesir, Palestina menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Wajar, ketika Palestina kemudiaj dijajah Zionis Israel, Presiden Soekarno ketika itu menjadi orang yang paling menentang.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Pembina Gerakan Marhaen Pecinta Tanah Air (Gempita), Totok Sardjono menanggapi kebijakan Donald Trump yang memindahkan Ibu Kota Israel ke Yerusalem.
Towels-sapaannya- menyatakan, reaksi keras umat Islam di Indonesia merupakan hal yang wajar. Sebab, sejak zaman Bung Karno dulu, Indonesia menentang penjajahan Israel.
"Kita masih ingat bagaimana Bung Karno menyatakan, 'Selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan kepada rakyat Palestina, selama itu pula rakyat Indonesia menentang penjajahan Israel, " kata Towels kepada Jawapos.com, Senin (11/12).
Towels menegaskan, pernyataan Bung Karno tersebut merupakan komitmen yang sampai sekarang masih dipegang bangsa.
Baginya, lanjut Towels, Palestina lebih dari sekadar negara sahabat, melainkan seperti saudara kandung.
"Seandainya Bung Karno masih hidup, Trump bisa-bisa digorok. Trump harusnya belajar sejarah, tidak melakukan kebijakan yang brutal dan radikal seperti sekarang, " beber pria yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan itu.
Towels berharap Presiden Joko Widodo terus melakukan konsolidasi maupun diplomasi dengan negara-negara lain. Sebab, eskalasi di Timur Tengah, khususnya Palestina, semakin meruncing.
" Indonesia harus merangkul negara-negara Islam lainnya. Bahkan kalau perlu menjadi inisiator. Bangsa kita punya peranan strategis dalam hal ini," tutup dia.
Sumber:Jawapos.com