MENU TUTUP

Mengorbitkan Aset Wisata Rohil: Ritual Bakar Tongkang

Ahad, 08 Oktober 2017 | 20:28:41 WIB Dibaca : 3833 Kali
Mengorbitkan Aset Wisata Rohil: Ritual Bakar Tongkang
Loading...

Rupanya di Kabupaten Rokan Hilir memiliki objek wisata yang tak kalah menarik dengan wilayah yang ada di Indonesia. Kini Pemerintah Kabupaten mulai menata dengan baik.

Rokan Hilir – Sekilas membuka bagaimana sejarah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Propinsi Riau, dibentuk dari tiga kenegerian: Negeri Kubu, Bangko dan Tanah Putih. Sebagai pemimpim tiga kenegrian tersebut bernama Kepala Negeri tugasnya bertanggung jawab kepada Sultan Kerajaan Siak.

Pada jaman Belanda, saat menduduki wilayah Kabupaten Rohil diberi nama distrik pertama di di Tanah Putih. Setelah itu, selanjutnya Kota Bagansiapiapi yang dibuka oleh para keturunan Tionghoa yang tumbuh pesat. Karena bertumbuh pesat, Belanda memindahkan Pemerintahan Kontroleur-nya ke Kota Bagansiapiapi pada tahun 1901.

Bagansiapiapi semakin berkembang setelah Belanda membangun pelabuhan modern dan terlengkap dikota Bagansiapiapi guna mengimbangi pelabuhan lainya di Selat Malaka hingga Perang Dunia Pertama (I) usai. Saat kemerdekaan Indonesia,Kabupaten Rokan Hilir digabungkan keKabupaten Bengkalis Propinsi Riau.

 

Ritual Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir menyedot para turis asing.

Wilayah kewedanaan Bagansiapiapi yang terdiri dari Kecamatan Tanah Putih, Kubu dan Bangko serta kecamatan Rimba Melintang dan Kecamatan Bagan Sinembah, kemudian pada tanggal 4 Oktober 1999 ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai Kabupaten Baru di Provinsi Riau sesuain dengan Undang-undang Nomor 53 tahun 1999. Selanjutnya dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2008 ditetapkan Bagansiapiapi sebagai Ibukota Kabupaten Rokan Hilir. Begitulah sekilas Kabupaten Rokan Hilir sebutan Negeri Seribu Kubah

Nah, Kabupaten Rohil memiliki sebuah tradisi yang selalu di rayakan setiap tahun Mungkin, bukan cerita baru bagi semua orang di Indonesia, apalagi dari luar Indonesia. Iven wisata Bakar Tongkang yang tak asing didengar.

Bayangkan, pada tanggal 11 Juni tahun 2017 silam, para turis asing domestic dan mancanegara: Surabaya, Jakarta, Bali, Malaysia, Taiwan, Singapura, Thailand, Australia dan negara lainnya, khusus bertandang ke Negeri Seribu Kubah untuk menyaksikan tradisi ritual Bakar Tongkang.

Ditaksir jumlah para pengunjung yang datang mencapai limapuluh dua ribu( 52ribu) orang. Tak heran para pengunjung memadati Jalan Perdagangan, Kota Bagan Siapiapi. Lebih serunya lagi, ketika menyaksikan Kapal Tongkang yang diarak dari Klenteng King Hock King di Jalan Aman.

Foto bersama usai menyaksikan Bakar Tongkang:Bupati Rokan Hilir, H. Suyatno (kanan) Ketua DPR RI Setya Novanto (tengah) dan Gubernur Riau, Ir. H. Arsyadjuliandi Rachman, M.B.A

Peran serta Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir tampak memberikan dukungan terhadap tradisi ritual Bakar Tongkang. Tampak, Bupati Rokan Hilir, H. Suyatno sebelum Kapal Tongkang dibakar, turut melepas atau semacam restu, yang selanjutnya diarak untuk dibakar. Dan kala itu,Bupati Rokan Hilir, H.Suyatno naik katas Kapal Tongkang sebelum prosesi pembakaran tongkang dimulai.

Singkatnya, tradisi ritual Bakar Tongkang dikenal juga sebagai upacara Bakar Tongkang adalah sebuah ritual tahunan masyarakat di Bagansiapiapi yang telah terkenal di mancanegara dan masuk dalam kalender visit Indonesia. Setiap tahunnya ritual ini mampu menyedot wisatawan dari negara Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok Daratan. Kini even tahunan ini gencar dipromosikan oleh pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagai sumber pariwisata.

Sejarahnya, Bakar Tongkang, bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang Tionghoa dari Provinsi Fujian - China, merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa Kie Ong Ya yang saat itu ada di kapal tersebut agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan.

Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba-tiba mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar. Dengan berpikiran dimana ada api disitulah ada daratan dan kehidupan, akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan Selat Malaka. Untuk itu, patut bangga atas iven pariwisata yang dimiliki Kabupaten Rokan Hilir yang menyedot para turis asing: domestik maupun manca Negara. Advetorial/Hms

Loading...
Berita Terkait +
Loading...
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Longsor di Kawasan Tahura, Arus Lalulintas Berastagi - Medan Macet Total, Kasi Humas Aiptu Budi Sastra Surbakti: Tetap Waspada dan Hati Hati

2

Danramil 05/PY Letda Inf Sahnan Tambunan Hadir Saat Proses Mediasi Siswa SMA N Tiganderket Disaksikan Kacab Wilayah IV

3

Terlibat Dalam Perkelahian, Danramil 05/PY dan Kapolsek Payung Berhasil Memediasi Siswa SMA N 1 Tiganderket

4

Dukung Ketapang, Forkopimda Kabupaten Karo Launching Gugus Tugas Polri Program Prabowo dan Gibran

5

Prajurit Batalyon 125/Si