Australia Dituduh Biarkan Penjahat Perang 'Bebas'
Australia - Australia dituduh membiarkan penjahat perang berkeliaran tanpa resiko penuntutan. Ini menyusul hukuman oleh sebuah pengadilan Kroasia terhadap mantan pemimpin paramiliter Dragan Vasiljkovic karena menyiksa dan membunuh warga sipil dan tentara dalam Perang Kroasia.
Australia memilih untuk mengekstradisi Vasiljkovic, yang warga negara Australia, daripada mengadilinya.
Sebuah pengadilan di Kroasia minggu ini memvonis Dragan Vasiljkovic – yang juga dikenal sebagai Kapten Dragan – dan Daniel Snedden, bersalah terhadap penyiksaan dan pembunuhan warga sipil dan tentara Kroasia ketika ia menjadi komandan pemberontak Serbia ketika Perang Kroasia pada awal tahun 1990an.
Terdakwa dilahirkan di Serbia sebelum bermigrasi ke Australia pada masa remaja. Ia kembali ke Balkan untuk melatih para pemberontak Serbia pada tahun 1991 ketika mereka berperang melawan Kroasia, yang memisahkan diri dari Yugoslavia, dikutip dari Voaindonesia.com.
Vasiljkovic telah menyatakan diri tidak bersalah namun tetap diekstradisi oleh Australia ke Kroasia tahun 2015 meskipun tekah melakukan perlawanan hukum selama 10 tahun.
Tim pengacara Vasiljkovic yakin ia bisa diadili atas kejahatannya di Australia, yang sebelumnya dituduh tidak memiliki kemauan politik untuk mengadili tersangka penjahat perang itu.
Profesor Gideons Boas di Latrobe Law School yakin ada ratusan, bahkan mungkin ribuan penjahat perang yang hidup bebas di Australia.
“Setidaknya ada ratusan. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa jumlah itu rendah, karena bisa jadi mencapai ribuan. Masalahnya adalah sejak awal 1990an Australia telah membubarkan sebuah unit khusus yang ada di dalam Kepolisian Federal Australia, yang bertugas menyelidiki kejahatan-kejahatan ini, dan walhasil kita sama sekali tidak memiliki landasan untuk menyelidiki kejahatan tersebut. Semua sumber daya dimasukkan ke dalam unit terorisme dan kontra-terorisme, dan sama sekali tidak ada kepentingan atau sumber daya untuk mengejar penjahat-penjahat perang di Australia,” ujar Boas.
Penelitian itu mengindikasikan bahwa Australia adalah rumah – atau tempat yang nyaman – bagi penjahat-penjahat perang dalam konflik di Balkan, Somalia, Sri Lanka, Sudan dan Kamboja.
Pada tahun 1980an Australia berupaya menuntut para tersangka penjahat Perang Dunia Kedua. Hanya segelintir yang pernah diadili, dan tidak ada yang pernah dijatuhi vonis.
Sumber: Voaindonesia.com.