• Follow Us On : 
Harga Pupuk Meroket , Petani Dikabupaten Karo Enggan Menanam  Terlihat jenis bibit yang sudah membesar karena kurangnya daya beli petani

Harga Pupuk Meroket , Petani Dikabupaten Karo Enggan Menanam 

Rabu, 22 Juni 2022 - 16:11:33 WIB
Dibaca: 570 kali 
Loading...

Petunjuk7.com [ Sejumlah petani mengeluhkan mahalnya harga pupuk non-subsidi yang harganya jauh lebih mahal dari harga pupuk bersubsidi. Seperti diungkapkan Yuli Tarigan (44) yang berprofesi sebagai petani ini dan penjual benih yang bisa langsung di tanam , Ia sangat menyayangkan mahalnya pupuk non subsidi.

Jika biasanya Ia membeli pupuk subsidi urea dengan kartu kelompok tani seharga Rp 100 sampai Rp 135 ribu per karung, kini terpaksa harus merogeh kocek yang cukup dalam untuk membeli pupuk non-subsidi yang harganya di kisaran Rp 500 ribu sampai Rp 550 ribu per karungnya. Tingginya harga pupuk, membuat ia harus menghemat penggunaan pupuk.

“Untuk optimalnya biasanya kami melakukan pemupukan dua kali dalam sekali tanam , sekarang karena harganya mahal kami hanya melakukan pemupukan satu kali saja ,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pengolahan kebun membutuhkan biaya yang besar. Selain pupuk, biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan ladang adalah sewa alat bajak, upah buruh , lalu biaya panen.

Dalam kondisi ini, ia tidak bisa menaikan harga bibit kol , bibit tomat dan bibit cabe karena nantinya akan mengurangi pembeli. Mereka berharap agar pemerintah segera membantu mensubsidi kembali pupuk untuk masyarakat agar beban produksi tidak membebani petani yang hanya bergantung kepada kebun mereka.

Sementara itu, salah satu pemilik toko tani di Desa Gurusinga Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo , BP Milan Surbakti mengatakan bahwa kenaikan harga jual mencapai 100 persen dari harga biasa untuk semua jenis pupuk non subsidi. Ia merincikan, jika sebelumnya harga Pupuk Urea non Subsidi hanya Rp 7.000 perkilogram sekarang mencapai Rp.14.000 Kilogram.

Sementara satu karungnya dengan berat 50 Kilogram dulunya Rp 280.000 kini menjadi Rp 650.000 perkarungnya. Untuk pupuk jenis mutiara sebelumnya seharga Rp.10.000 perkilogram  kini menjadi Rp.17 .000, sementara harga satu sak yang sebelumnya Rp 425.000 kini menjadi Rp 850.000/ zak.

Sedangkan pupuk KCL yang sebelumnya seharga Rp 7.000 kini menjadi Rp 20.000 dan harga satu zaknya dari Rp 300.000 kini menjadi Rp 900.000/zak. Kemudian pupuk merk TSP sebelumnya seharga Rp 6.000 kini menjadi Rp16 .000 perkilogram dan untuk satu zaknya sebelumnya Rp 300.000 kini mencapai Rp 830.000/zak.

“Kenaikan ini sudah terjadi kurang lebih dari setahun terakhir, dan kita tidak tahu penyebabnya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, dengan kenaikan ini otomatis tingkat penjualan atau daya beli petani ikut berkurang, karena petani lebih irit atau hanya beli dengan jumlah yang sedikit.

Terpisah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Metehsa Purba tak menampik ada kenaikan yang cukup signifikan terhadap harga jual pupuk non subsidi di tingkat pengecer, yang menurutnya, berdasarkan informasi dilapangan disebabkannya bahan baku impor juga naik.

“Namun meskipun harganya naik, tidak ada kelangkaan terhadap barang (pupuk) itu sendiri, karena mereka (penjual) pun juga tidak mau rugi , hanya saja tingkat pembeliannya yang berkurang,” tandasnya.

 

Laporan : Sekilap 

 



Loading...

Akses petunjuk7.com Via Mobile m.petunjuk7.com
TULIS KOMENTAR
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Loading...
KABAR POPULER