Petunjuk7.com [ Para petani di kabupaten Karo mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Akibatnya para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya melambung tinggi hingga 550 ribu rupiah.
Memasuki musim tanam, para petani di Kecamatan Berastagi, Merdeka , Simpang Empat , Namanteran bahkan sampai ke perbatasan kabupaten Karo dengan Aceh mengeluhkan terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi. Selama 5 bulan terakhir, para petani kesulitan untuk melakukan pemupukan karena pasokan pupuk dari pemerintah berkurang drastis.
Akibat dari kelangkaan tersebut para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi, yang harganya melambung tinggi hingga 550 ribu rupiah per 50 kilogram. Para petani pun merasa rugi karena biaya tanam jauh lebih tinggi dari hasil panen yang didapatkan.
Meski demikian, para petani memilih tetap membeli pupuk non subsidi agar hasil panen tanaman tidak merosot. Menurut petani bila kelangkaan pupuk terus terjadi maka tanaman padi , tomat , cabai , kentang dan jagung yang ditanam terancam gagal panen.
Sementara itu, Dinas Pertanian Kabupaten Karo Metehsa Purba ketika di konfirmasi wartawan pada hari Kamis 21/10/2021 mengakui terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi akibat dari turunnya rekomendasi penggunaan pupuk bersubsidi dari kementan.
Sehingga, jumlah alokasi pupuk bersubsidi yang dikirim ke daerah, juga berkurang cukup drastis. Dinas Pertanian Kabupaten Karo mengimbau agar para petani beralih menggunakan pupuk organik yang harganya jauh lebih murah.
Metehsa Purba menambahkan, kita dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo siap membantu petani untuk memberikan contoh supaya petani beralih ke pupuk organik , kita siap memberikan layanan untuk membuat pupuk organik sehingga modal tanam tidak terlalu mahal .
Kini para petani berharap permasalah pupuk tersebut, dapat segera diselesaikan oleh pemerintah. Sehingga di masa pandemi ini para petani tidak harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menanam khususnya padi dan jagung
Laporan : Sekilap