Cerita Warga di Karo yang Mulai Merasakan Kesulitan Ekonomi Akibat Covid - 19
Petunjuk7.com.- Akibat pandemi Covid 19 yang masih mewabah hingga saat ini, dampaknya sangat terasa ke sektor ekonomi.
Dimana diperkirakan jutaan orang mulai terancam pengangguran dan juga keadaan ini akan menambah jumlah angka kemiskinan akibat terpuruknya pekonomian.
Apalagi, sejak diberlakukannya pembatasan sosial (social distancing), yang sudah lebih dari tiga bulan terakhir ini.
Sehingga, ada sebagi instansi dan sekolah atau tempat bekerja lainnya yang menjadi sumber kehidupan masyarakat kecil menghentikan kegiatannya. Tentu, berpengaruh terhadap penghasilan masyarakat.
Namun, yang jadi pertanyaan, apakah hanya selama ini saja? Semua keputusan pemerintah sangat tergantung pada data kenaikan atau penurunan data orang yang terdampak Covid 19 itu. Ketika data tersebut naik, hal ini yang tidak diharapkan.
Kemungkinan, untuk memperpanjang pemberlakukan sosial distancing dinilai sangat besar akan terjadi. Dan tidak menutup kemungkinan pemerintakah akan memberlakukan
lock down, seperti beberapa negara yang grafik intensitas penyebaran Covid 19 angkanya memuncak.
Oleh karena itu, berbagai mitigasi terhadap kerawanan sosial, harus segera dipikirkan bersama. Pertanyaannya adalah mau bertahan sampai berapa hari atau berapa bulan?
Mungkin pada awal - awal masyarakat yang menganggur masih bisa ditutup dengan sedikit tabungan yang dimiliki. Tetapi, selanjutnya dapat dipastikan akan mulai menggadaikan seluruh barang berharga miliknya, atau melakukan hal lain untuk menyelamatkan hidupnya.
Seperti halnya yang terjadi di wilayah kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo Propinsi Sumatra Utara. Disana mayoritas masyarakatnya sebagai petani dan pedagang tradisional.
Kini, sebagian para pedagang yang menjual murah hasil dagangannya karena takut membusuk .
Begitu juga para petani yang menjual hasil pertaniannya dengan harga murah, daripada membusuk dan sulit untuk di jual yang lebih baik di bagi -bagikan.
Selain itu, para pelaku UMKM dan para pedagang di pasar tradisional kian mengeluh Keluhan itu karena omset yang di dapat menurun drastis.
Sebab, pasar - pasar tradisional sebagai roda perekonomian para petani dibatasi dalam melakukan aktifitas. Ditambah adanya penurunannya daya beli masyarakat.
Di sisi lain, pasar - pasar tradisonal dari mulai mininmarket sampai toko toko yang besar terkesan begitu bebas buka untuk melayani masyarakat yang notabene kelas menengah ke atas. Dalam hal ini, dinilai yang di untungkan.
Demikian diungkapkan oleh warga Kelurahan Gundaling II, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara, yang bernam Tita Br Tarigan saat ditemui wartawan, Senin (28/9/2020) di Pusat pasar Berastagi
Tita mengeluhkan kondisi saat ini. Dimana suaminya yang yang bekerja sebagai buruh harian lepas sudah tiga minggu ini tidak bekerja karena secara bergantian.
Sehingga keluarganya tidak punya penghasilan dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari.
"Jadi besar harapan saya agar mohon bantuannya kepada pemerintah buat kami para pedagang ini. Yah, paling tidak, di kasih modal usaha agar usaha yang kami miliki tidak gulung tikar," ungkap Tita yang juga seorang pedagang. (KS).