Suaminya Awalnya Rapid Test Positif dan Swab Test Negatif: Julieta Heran Soal Biaya Rumah Sakit

Petunjuk7.com - Bagi Julieta Br Barus mengaku heran atas biaya rumah sakit yang dibebankan kepada suaminya Ramli Padang (52).

Pasalnya, warga Gang Jamu, Jalan Mariam Ginting, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara ini, kala itu suaminya semula dinyatakan positif sesuai hasil pemeriksaan awal melalui alat rafid test oleh Pihak Rumah Sakit (RS) Efarina Etaham Berastagi.

Lantas, tuturnya, pihak RS Efarina Etaham Berastagi merujuk suaminya ke RS Martha Friska Kota Medan. Di RS Martha Friska dinyatakan negatif sesuai hasil swab test. Kini kondisinya sudah sehat.

"Suami saya sudah lama sakit, dan selama berobat ke RS Efarina Etaham menggunakan kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Akan tetapi, pasca virus corona yang kini tengah mewabah, sehingga suami saya diperiksa awal dengan mengunakan alat rafid test dinyatakan hasilnya positif dan dikategorikan Pasien Dalam Pengawasan (PDP)," ungkap Julieta Br Barus saat ditemui wartawan, Kamis (23/4) sekitar Pukul 14:00 WIB di kediamannya.

"Setelah Pihak RS Efarina Etaham menyatakan suami saya tergolong PDP, dan akan segera di Rujuk ke RS Martha Friska Medan, kartu BPJS tidak berlaku lagi. Dan kami dikenakan biaya sebesar Rp 4.910.000 dengan perincian uang periksa alat rafid test Rp1jt, dan Rp 3.910.000 uang ambulance serta biaya administrasi untuk merujuk ke RS Martha Friska Medan," heran Ibu dua anak ini.

Toh, Julieta Br Barus mempertanyakan status PDP terkait virus corona terhadap suaminya. Apalagi BPJS yang ia punya tidak berlaku.

"Kenapa sudah dikategorikan PDP dipungut biaya. Bahkan, kartu BPJS pun tidak berlaku lagi, ini kan aneh?," tanya Julieta yang sehari - hari untuk menafkahi hidupnya bekerja sebagai buruh harian lepas sembari menunjukan bukti kwitansi pembayaran dari rumah sakit.

Ia berharap kepada pemerintah agar memulihkan kembali nama baiknya.

"Kami yang mana, selama ini warga tetangga dan masyarakat sekitar sudah enggan, atau minder dengan kami. Bahkan mau bekerja sebagai buruh aron keladang sudah tidak ada lagi yang berani memanggil kami," ungkap Julieta.

"Kami berharap pada Pemerintah Kabupaten Karo dengan hasil negatif suami saya terpapar virus corona, agar sesegera mungkin melakukan memulihan nama baik kami. Supaya kami keluarga dapat kembali beraktifitas, dan warga masyarakat tidak minder dengan kami," pinta Julieta dengan suara terbeta beta sembari meneteskan air mata.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas (Kadis) Kesehan Kabupaten Karo, drg Irna Sabrina Sembiring, M.,Kes membenarkan bahwa pasien atas nama Ramli Padang dinyatakan negatif terjangkit virus corona setelah keluar hasil swab test atau PCR test.

"Berdasarkan hasil swab test Ramli Padang dinyatakan negatif terjangkit virus corona. Dan pada hari Ini juga Kamis 23 April 2020 kita Tim Gugus Tugas langsung menjemput pasien tersebut ke RS Martha Friska Medan, kata drg Irna saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (23/4) sekitar Pukul 15:00 WIB di Posko Gugus Tugas Kabupaten Karo.

Saat ditanya soal biaya rumah sakit yang dibebankan kepada suami Julieta Br Barus sebanyak Rp 4.910.000?

"Setelah pasien dijemput ke RS Martha Friska Medan, kami akan berusaha menjembatani keluarga pasien dengan pihak RS Efarina Etaham," kata Kadis Kesehatan Kabupaten Karo ini.

"Selain itu juga kita akan memberikan bantuan tali asih kepada keluarga, serta mempublikasikan Ramli Padang negatif terjangkit virus corona melalui wartawan selaku mitra kerja yang juga merupakan garda terdepan dalam peliputan covid nine tine ini. Sehingga masyarakat tidak lagi was - was terhadap keluarga Ramli Padang," tandas drg Irna.


Laporan:KS