Kisah PM Malaysia Terlama: Najib Kian Sulit Lolos dari Penjara
Petunjuk7.com - Nasib bekas Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Razak, semakin tidak menentu usai polisi menggeledah kediamannya selama 18 jam. Anwar Ibrahim meyakini pemimpin Barisan Nasional itu akan mendekam di penjara dalam waktu dekat.
Drama hukum seputar skandal korupsi 1MDB pasca kekalahan Najib Razak dan Barisan Nasional dalam pemilu semakin menghangat.
Kuasa hukum Najib mengecam aksi penggeledahan oleh kepolisian di kediaman kliennya yang berlangsung selama 18 jam sebagai sebuah "pelecehan."
Harpal Singh Grewal mengklaim polisi datang dengan 16 kendaraan berisikan 50-60 personil pada Rabu (16/5) Pukul 10 malam dan masih bercokol di rumah Najib hingga pagi keesokan harinya.
"Tidak ada hal berarti yang didapat dari penggeledahan ini kecuali penyitaan benda-benda pribadi yang tidak signifikan," ketusnya.
Polisi antara lain menyita tas tangan dan sejumlah pakaian milik Najib dan isterinya.
Aksi kepolisian dilaporkan tidak mendapat restu dari kantor Kepala Pemerintahan, Perdana Putera. Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengaku tidak tahu ihwal penggeledahan rumah Najib Razak.
"Kepolisian memiliki prosedur standar beroperasi. Saya tidak tahu mereka harus menggeledah pada malam hari. Tapi instruksi saya sudah sangat jelas. Saya tidak akan menyiksa orang atau sejenisnya. Saya ingin orang diperlakukan secara layak," kata Mahathir seperti dilansir The Straits Times.
Namun begitu Mahathir membubuhkan ia meyakini, "kepolisian memiliki alasan yang cukup untuk melakukannya." Katanya.
Kritik sebaliknya muncul dari puteri Anwar Ibrahim, Nurul Izzah Anwar, yang kini duduk di parlemen.
"Sebagai bekas korban penggeledahan tengah malam oleh polisi, saya harus menekankan penolakan saya terhadap penggeledahan pada waktu yang sangat tidak layak itu," ujarnya seperti dilaporkan Reuters.
"Dakwa, investigasi secara bijaksana," kata Nurul lagi. "Prinsip-prinsip keadilan dan kebijaksanaan harusnya selalu digunakan." Sebutnya.
Najib sedang menghadapi gelombang penyelidikan menyusul skandal korupsi di dana investasi Malaysia 1MDB yang ditengarai merugikan negara sebesar 3,5 milyar Dollar AS.
Keterlibatan Najib diduga melalui putera angkatnya, Riza Aziz. Ia diyakini melakukan delik pencucian uang buat membersihkan duit korupsi dari 1MDB.
Aziz antara lain dilaporkan berkongsi dengan miliarder muda Malaysia, Jho Low.
Dia diduga membeli berbagai rumah mewah di Amerika Serikat atas nama perusahaan cangkang dan memindahkan kepemilikan perusahaan kepada Aziz, antara lain apartemen seharga 33,5 juta Dollar AS di New York dan sebuah rumah berhiaskan piramida emas di kompleks mewah Beverly Hills, California
Low juga dituding menggunakan uang curian buat menghadiahkan lukisan Pablo Picasso senilai 3,2 juta Dollar AS kepada aktor Hollywood, Leonardo DiCaprio, dan perhiasan senilai 9 juta Dollar AS kepada model Australia Miranda Kerr. Keduanya sudah mengembalikan hadiah tersebut dan menyanggupi permintaan kerjasama dengan Departemen Kehakiman AS.
Pemimpin koalisi Pakatan Harapan dan calon Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, meyakini Najib tidak akan lolos dari jerat hukum. "Dia pasti akan didakwa," ujarnya. "Akan sulit buatnya untuk lolos dari penjara." Katanya.
Perdana Menteri Terlama
Mahathir adalah seorang dokter, pernah memimpin Malaysia pada 1981 hingga 2003 dan dijuluki "Bapak Modernisasi" Malaysia.
Ketika menjabat sebagai PM, ia memimpin Partai Ketubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (Pekembar), partai inti dari koalisi Barisan Nasional (BN) yang memimpin pemerintahan Malaysia sejak merdeka tahun 1957.
Kritikus menyebutnya diktator
Kritikus menyebut bahwa Mahathir adalah seorang diktator, terutama karena penerapan Akta Keselamatan Dalam Negeri (AKDN) dibawah 22 tahun pemerintahannya.
AKDN memungkinkan pemerintah untuk menangkap pihak yang dianggap melawan pemerintah dan memenjarakan mereka tanpa tuntutan atau putusan pengadilan.
Dari lawan jadi kawan
AKDN dianggap sebagai alat pemerintah untuk menekan kritik. Implementasi AKDN paling menonjol adalah pada tahun 1987 dalam Operasi Lalang dimana pemerintahan yang dipimpin Mahathir membungkam oposisi dengan memenjarakan banyak anggota partai, termasuk Anwar Ibrahim, yang hingga kini masih mendekam di penjara.
Pada 2016, Mahathir keluar dari partai yang ia besarkan karena skandal korupsi 1MDB yang menjerat Najib Razak.
Mahathir, yang adalah mentor Razak dan membantunya memenangi pemilu 2009 untuk menjadi perdana menteri, menyebut bahwa Partai Pekembar sudah berubah menjadi partai Razak. Ia pun mendirikan partai Pribumi Bersatu Malaysia dan berlabuh ke oposisi untuk mencalonkan diri di pemilu 2018.
Dr. M beraksi kembali
Mahathir dengan partainya maju di pemilu 2018 sebagai calon dari koalisi partai-partai oposisi Pakatan Harapan (PH) melawan koalisi partai pemerintah Barisan Nasional (BN) yang dipimpin Najib Razak.
Koalisi menang dengan merebut 122 kursi dari keseluruhan 222 kursi pemerintahan dan Mahathir dilantik pada 10 Mei 2018. Ini adalah kemenangan oposisi pertama kalinya dalam sejarah Malaysia.
Rekonsiliasi yang tak terduga
Mahathir akan memimpin pemerintahan didampingi Wan Azizah, istri Anwar Ibrahim, yang ia angkat sebagai wakilnya. Ia berencana untuk memegang jabatan PM selama dua tahun dan akan membebaskan Anwar Ibrahim untuk kemudian mengangkatnya menjadi perdana menteri.
Sumber: Deutsche Welle