• Follow Us On : 
PP - IMABSII Imbau Himpunan dan Individu Tidak Terlibat Proyek 'Puisi Esai' Denny JA Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indoensia (PP-IMABSII). Foto: P. Rang Koto

PP - IMABSII Imbau Himpunan dan Individu Tidak Terlibat Proyek 'Puisi Esai' Denny JA

Kamis, 18 Januari 2018 - 23:41:30 WIB
Dibaca: 3073 kali 
Loading...

Pekanbaru - Polemik berkepanjangan yang melingkupi dunia Sastra Indonesia masih 'memanas'. Sehingga menuai kritik, serta penolakan dari berbagai kalangan.

Pasalnya, proyek Puisi Esai yang melibatkan 170 orang penulis, penyiar, dan sastrawan dari berbagai daerah di 34 provinsi di Indonesia yang notabene dibiayai oleh Denny JA merupakan seorang pakar Survey Indonesia, yang tiba-tiba muncul dalam kesusastraan Indonesia sontak mengklaim sebagai tokoh pembaharu genre perpuisian Indonesia dengan nama 'Puisi Esai'.

Memang, sukses meluncurkan buku pertama dengan judul: "Membawa Penyair ke Gelanggang." Kini proyek puisi ini pun terus bergulir dengan melibatkan kaum penulis muda, penyair lokal serta kalangan praktisi bahasa dan sastra.

Bayangkan, mengiming-iming tenaga honorer sebesar Rp.5.000.000,- sebagai upah dalam penyusunan puisi esai yang panjangnya mencapai 45 halaman serta terdapat catatan kaki.

Terhitung penyusunannya sejak Desember 2017 - Maret 2018 ini, selanjutnya dikumpulkan pada panitia nasional untuk dibukukan.

Nah, 'berangkat' dari sana, Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indoensia (PP-IMABSII) mengkritik segala bentuk sindikat, 'kotornya' Denny JA terhadap kesusastraan Indonesia.

Dinilai ada proses "membunuh' mental serta karakter bangsa dan menciderai marwah Sastra Indonesia serta menilai bahwa dengan membayar dengan upah, telah membentuk watak seseorang untuk berorientasi pada kapitalis dalam berkarya.

Sekretaris Jenderal PP IMABSII 2016-2018, Dira Wulandari ketika dikonfirmasi via telepon seluler mengatakan, kasus 'Puisi Esai' saat ini sudah gempar. Bahkan katanya seluruh komunitas, lembaga seni maupun sastra menyorot.

"Ini tentang marwah Sastra Indonesia yang kesannya terlihat miskin dan papah, sehingga harus dikasihani, dengan munculnya oknum yang mengiming-imingi uang untuk orang berkarya dan mau terlibat dengannya (DJA). Sebelum proses kreatif seseorang untuk berkarya dimulai, pantang berbicara materi (uang). Sekalipun alasan klasik faktor ekonomi maupun finansial. Ini sudah menyangkut harga diri dan integritas seseorang," katanya kepada www.petunjuk7.com, Medan, Kamis (18/1).

Dira menjelaskan, tentunya dengan posisi IMABSII yang memiliki anggota tersebar di seluruh Indonesia, nantinya akan menjadi calon sastrawan, penyair, budayawan, bahasawan maupun profesi lainnya. "Jelasnya.

Menurutnya, IMABSII adalah wadah berproses kaum sastrawan dan bahasawan untuk masa depan.

"Beberapa penyair muda sebelum mendedikasikan diri sebagai penyair, telah berkecimpung di IMABSII seperti Niduparas Erlang (Banten), Redovan Jamil (Sumatra Barat), Arif Hukmi (Sulawesi Selatan), Faisal Syahreza (Banten), Ibe S. Palogai (Sulawesi Selatan), Abu Wafa (Jawa Timur), Arie Azhari Nasution (Sumatra Utara), Tri Wibowo (Jawa Barat), Mukhsin Kota (Nusa Tenggara), Amar Ar-Risallah (Jakarta) Damar Al-Mannaku (Sulawesi Selatan), Itsnan Fauzan (Jawa Tengah), dll. Terlebih lagi himpunan dan individu yang pastinya akan muncul cikal bakal penerus dari IMABSII," ungkapnya.

"Kita meminta kerjasama seluruh himpunan untuk tidak melibatkan diri dalam proyek pembuatan puisi esai, baik secara kelompok maupun individu. Kita harus tetap menjunjung kredibilitas sebagai seorang idealis dan tidak menggadaikan pemikiran. Idealisme adalah harta terakhir yang harus dipertahankan seseorang agar ia tetap manusia," ungkap Dira.

Senada Dira, Wakil Sekretaris Jenderal I PP IMABSII, M.Syakir Niamillah menuturkan, IMABSII menolak kehadiran puisi esai dalam jagad perpuisian tanah air.

"Tidak logis memadukan antara fiksi dan nonfiksi, puisi dan esai itu jauh berbeda. Dari hasil diskusi dengan kawan-kawan, kehadiran puisi esai terkesan pemaksaan harus lahir jenis baru seperti itu," ungkapnya saat dimintai dikomfirmasi melalui via telepon seluler.

Untuk saat ini Pengurus Pusat IMABSII, melibatkan Departemen Advokasi dan kajian strategis yang tetap menyoroti setiap persoalan dan isu bangsa ini.

Kiat-kiat dan upaya menyadarkan kaum penulis muda untuk teliti dan jeli dalam melakukan kontrak kerjasama agar tidak merugikan diri sendiri maupun kredibilitasnya sebagai calon sastrawan maupun seniman.

Tentu, segalanya kembali lagi agar tetap menulis, dan menulis dengan tetap mempertahankan identitasnya dalam berkarya, bukan berkarya karena motif tertentu. (P.Rang Koto).



Loading...

Akses petunjuk7.com Via Mobile m.petunjuk7.com
TULIS KOMENTAR
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Loading...
KABAR POPULER