• Follow Us On : 
Sektor Perikanan 2017: Bupati Rohil Mengembangkan ke Seluruh Rohil Bupati Rokan Hilir (Rohil), H Suyatno AMP dan Wakil Bupati Rokan Hilir, Drs. H. Jamiludin. Foto:Frc

Sektor Perikanan 2017: Bupati Rohil Mengembangkan ke Seluruh Rohil

Kamis, 16 November 2017 - 01:28:02 WIB
Dibaca: 2625 kali 
Loading...

Nama Kabupaten Rokan Hilir pernah populer meraih urutan ke dua (2) dunia setelah negara Norwegia. Untuk sektor perikanan. Ini sebuah catatan bagi Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir , yang harus didukung semua pihak. Karena sektor perikanan semakin dikembangkan…

 

Rokan Hilir - Program - program Bupati Rokan Hilir (Rohil), H Suyatno AMP dan Wakil Bupati Rokan Hilir, Drs. H. Jamiludin tetap berusaha membuat strategi yang mengarah ke masyarakat adil dan makmur. Apalagi tentang perbaikan ekonomi, yang tujuannya untuk meningkatkan pembangunan insfratruktur dan sebagainya.

Untuk itu, mengingat perlunya kembali mendongkrak sektor perikanan sebagai program prioritas. Karena sektor perikanan memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian dan mensejahterakan masyarakat Kabupaten Rokan Hilir.

Tentu, sektor ini dapat terwujud dengan adanya kerjasama dengan instansi terkait dan semua pihak ikut serta dilibatkan. Selain dinas perikanan. Kemudian, program ini harus dijalankan dengan baik, serta tepat sasaran.

Kenapa begitu? Sektor perikanan ini, selain merupakan program skala prioritas Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, konon pernah tertacat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Bupati Rohil H Suyatno AMP, saat memanen Ikan patin di salah satu kolam budidaya milik masyarakat.

Demikian diungkapkan Bupati Rokan Hilir, H Suyatno AMP., tentang sektor perikanan di Kabupaten Rokan Hilir khususnya di Kota Bagansiapiapi merupakan penghasil ikan nomor (2) setelah Kota Bergen di Negara Norwegia.

Sehingga jelas Suyatno, harus tetap dikembangkan menjadi prioritas, Karena sebutnya melalui program tersebut pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Rokan Hilir mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Riau. Tak lain tutur Suyatno yang harus terus giat mengembangkan budidaya perikanan air tawar.

Tahun 2017, pengembangan budidaya air tawar yang berpotensi untuk dilakukan pembudiyaan di air tawar yang dimanfaatkan untuk budidaya yakni: 112,02 hektare dari 37.849 hektare luas potensi.

Sedangkan untuk air payau pemanfaatan lahan seluas 10,00 hektare dari 8.160 hektare luas potensi, dan untuk air laut pemanfaatan untuk budidayanya seluas 1.600, hektare dari 118.330 hektare luas potensi.

“Dengan melihat luasnya potensi, Rohil sangat berpotensi untuk melakukan kegiatan budidaya,” ungkap Bupati Rokan Hilir, H Suyatno AMP.

Menurutnya, kegiatan budidaya air tawar yang kini banyak tersebar dan dikembangakan di Rokan Hilir ini adalah ikan lele yang banyak terdapat di Kecamatan Bagan Sinembah, Kecamatan Balai Jaya dan Kecamatan Tanau Putih.

Kemudian, ikan Nila yang banyak dikembangkan dan dibudidayakan di Kecamatan Tanah Putih, Kecamatan Bangko, Kecamatan Rimba Melintang, Kecamatan Pujud dan Tanjung Medan.

Dan ada ikan selais yang satu-satunya dibudidayakan di Indonesia ada di Rokan Hilir yang berada di Kecamatan Tanah Putih, Kecamatan Rantau Kopar, Kecamatan Pujud dan Kecamatan Tanjung Medan.

Selanjutnya, beber Suyatno unggulan Rokan Hilir untuk budidaya air payau mulai berkembang pada tahun 2017. Salah satunya budidaya udang vaname yang kini di budidayakan di Kepenghuluan Panipahan di Kecamatan Pasir Limau Kapas dan di Kecamatan Kubu.

“ Bukan hanya udang vaname, ikan kakap putih dan kepiting juga sangat cocok untuk dibudidayakan,” ujar Suyatno.

Suyatno menerangkan, untuk budidaya kerang batu dengan nama latin anandara granosa banyak ditemukan dan di budidayakan di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kecamatan Bangko, Kecamatan Sinaboi dan Kecamatan Kubu Babusalam yang wilayah perairannya berlumpur.

“Kerang darah hasil potensi wilayah Rokan Hilir ini sudah di teliti di pusat dan hasilnya sangat layak di konsumsi,” kata Suyatno.

Untuk mengembangkan budidaya kerang darah, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, papar Suyatno dengan serius dan benar-benar berupaya maksimal untuk meningkatkan potensi budidaya.

Sebab, Pemerintah Rokan Hilir saat ini menyiapkan lahan di tiga (30 wilayah pesisir untuk dijadikan pusat Unit Pelaksana Teknis (UPT) pembenihan bibit guna diusulkan ke Dirut Pembenihan Pusat

.''Kita sudah mengusulkan lokasi untuk dijadikan UPT pembenihan di daerah pesisir,'' jelas Suyatno.

Lokasi yang telah diusulkan untuk dijadikan tempat UPT pembenihan tersebut, yakni: di Kepenghuluan Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas dengan luas mencapai 20 hektare. Kemudian di Kepenghuluan Sinaboi, Kecamatan Sinaboi dengan luas mencapai 3 hektare. Serta di Kecamatan Bangko yang luasnya mencapai 2 hektare dan untuk titik koordinat terhadap tiga lokasi lahan itu turut dicantumkan.

Kehadiran UPT pembenihan tersebut, terang Suyatno diharapkan dapat menjawab kebutuhan terhadap kelangsungan budidaya kerang.

Bupati Rohil H Suyatno AMP, menabur benih ikan.

“Harus diakui, budidaya kerang darah yang sudah dilaksanakan di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kubu Babussalam, Sinaboi dan Bangko sudah mengalami peningkatan. Sedangkan untuk benih kerang yang diperoleh pada kegiatan budidaya itu masih berasal dari alam. Untuk mendapatkan benih Kerang darah yang berasal dari alam ini menemukan beberapa kendala. Namun kendala itu sudah kita usulkan ke pusat untuk menghadirkan pusat pembenihan kerang itu,” cetus Suyatno.

Selain UPT yang diusulkan oleh Pemerintah Rokan Hilir untuk pembenihan, kata Suyatno ada kartu asuransi yang diberikan Pemerintah untuk para nelayan. Kartu asuransi tersebut diberikan khusus untuk nelayan yang berguna untuk perlindungan nelayan ketika mengalami musibah kecelakaan di laut, di darat maupun meninggal secara alami.

“Bentuk perlindungan yang diberikan berupa biaya santunan bagi nelayan yang meninggal maupun biaya penggantian pengobatan sampai jumlah tertentu. Apabila ada nelayan meninggal dunia sedang melakukan aktifitas di laut, akan mendapatkan santunan dari pemerintah sebesar Rp 200 juta. Dan bilamana seorang nelayan tidak melaut, tidak melakukan aktifitas atau meninggal dunia dirumah juga mendapatkan santunan dari pemerintah Rp200 juta,” pungkas Suyatno.

Suyatno menambahkan, terkait asuransi, meski pemerintah memberikan santuan akan tetapi kejadian tentunya memiliki syarat.

“ Para nelayan sudah mengantongi kartu asuransi nelayan yang diberikan pemerintah. Betul-betul seorang nelayan. Kita berharap harus tetap bisa memperhatikan nasib dari nelayan, apa lagi Rokan Hilir identik dengan nelayan yang begitu banyak sekali. Tentunya akan terus kita lakukan pembinaan-pembinaan melalui dinas terkait,” kata Suyatno.

Untuk diketahui, saat ini program Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, para nelayan kini sudah mendapatkan kartu asuransi nelayan di seluruh Kabupaten Rohil jumlahnya 15.000 orang nelayan yang sudah menerima, dan termasuk Bangko Kubu, Sinaboi, Panipahan, Pasir Limau Kapas, Pulau Halang Depan dan Belakang. Pemberian kartu asuransi nelayan merupakan salah satu upaya nyata pemerintah untuk melindungi para nelayan, baik itu nelayan kecil maupun nelayan tradisional. (Hms/Adv/rp)



Loading...

Akses petunjuk7.com Via Mobile m.petunjuk7.com
TULIS KOMENTAR
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Loading...
KABAR POPULER